Semarangkita.id – Batik adalah salah satu ikon Negara Indonesia dan merupakan sebuah warisan budaya yang harus kita jaga. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana setiap pulau memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Batik tersebar diberbagai wilayah salah satunya adalah Kota Semarang. Batik Semarang memiliki motif yang unik dan khas.
Batik khas Semarangan memang mempunyai sesuatu yang istimewa, yaitu perpaduan antara batik pesisir dan budaya campuran Tionghoa. Memang, di Semarang banyak terdapat percampuran budaya dengan pendatang, khususnya Tionghoa dan Arab.
Motif pesisir (tumbuhan dan hewan) yang dikenakan antara lain burung merak, kupu-kupu, bangau, cempaka, bunga mawar, burung blekok, dan asam jawa. Ciri khas kain batik khas semarangan antara lain adanya lekukan pada lapisan bawah kain (lung-lungan). Sedangkan dari segi warna mengusung konsep warna sesuai ciri khas Kota Semarang yaitu warna cerah.
Motif Batik Khas Semarang dinataranya adalah
1. Motif Warak Ngendog

Batik warak ngendog dianggap sebagai simbol keanekaragaman budaya di Semarang. Berasal dari kata wara’ yang berarti suci dan ngendog yang berarti bertelur. Warak adalah makhluk fiktif yang wujudnya terbentuk dari gabungan banyak hewan.
Kepala warak menyerupai kepala naga dalam budaya Tiongkok. Badan warak merupakan representasi dari badan buraq, hewan mitos yang berasal dari Timur Tengah. Dan keempat kaki warak tersebut berasal dari kaki kambing yang melambangkan masyarakat Jawa.
Warak ngendog juga merupakan nama mainan anak yang sangat populer di semarang. Mainan warak banyak dijumpai pada saat duderan. Dugderan adalah festival rakyat yang diadakan pada awal bulan Ramadhan. Warak digunakan untuk menyambut, menghidupkan dan mendukung dakwah.
2. Motif Batik Burung Blekok

Batik blekok srondol menggambarkan sepasang burung blekok yang saling berhadapan. Kain batik ini terinspirasi dari keberadaan blekok liar di kawasan Srondol Semarang. Burung Blekok disebut juga burung air karena hidupnya bergantung pada air di sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, populasi burung ini semakin sulit ditemukan. Oleh karena itu, dengan mewarisi habitatnya, para perajin batik menciptakan burung blekok srondol yang unik untuk setiap corak batiknya.
3. Motif Asam Arang

Motif Asam Arang jawa terinspirasi dari pohon asam yang tumbuh pada akhir abad ke-15 dan juga menjadi asal muasal nama Semarang.