Semarangkita.id – Semarang, 17 Mei 2025 – Sebanyak 41 mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dari 8 program studi berbeda mengikuti workshop kewirausahaan. Acara tersebut bertajuk “Optimalisasi Scale Up Komersialisasi Produk Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Penerapan The 7P’s of Marketing Mix”. Kegiatan yang digelar di Smart Classroom Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes ini bertujuan memperkuat kapasitas bisnis mahasiswa melalui pendekatan legalitas usaha dan strategi pemasaran terintegrasi.
Integrasi Legalitas dan Strategi Pemasaran
Workshop dibagi menjadi dua sesi utama. Pada sesi pertama, Abdul Jabbar, dosen FMIPA Unnes, memaparkan materi “Perizinan Usaha Masa Kini”. Materi yang Ia jelaskan mencakup tiga aspek krusial: Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT), dan Sertifikasi Halal. “Legalitas bukan sekadar formalitas, tapi pondasi untuk membangun kepercayaan konsumen dan perluasan pasar,” tegas Jabbar. Mahasiswa langsung mempraktikkan pembuatan NIB melalui sistem Online Single Submission (OSS), dengan pendampingan tim fasilitator.
Sesi kedua menghadirkan Hendra Febriyanto, praktisi kewirausahaan sekaligus dosen FMIPA Unnes, yang mengupas strategi The 7P’s of Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence). “Mahasiswa harus paham bahwa pemasaran bukan hanya tentang promosi, tapi juga bagaimana mengelola proses layanan hingga menciptakan pengalaman fisik yang memuaskan pelanggan,” jelas Hendra. Peserta kemudian berdiskusi kelompok untuk merevisi proposal bisnis mereka berdasarkan kerangka 7P, termasuk analisis keunggulan produk hingga strategi distribusi.
Antusiasme dan Implementasi Berkelanjutan
Wildan, mahasiswa Psikologi yang mengembangkan usaha parfum, mengaku terbantu dengan pendekatan praktis workshop. “Selama ini fokus pada produk, tapi abai aspek legalitas. Sekarang saya langsung mengurus NIB,” ujarnya. Sementara itu, Azka dari Ilmu Lingkungan membagikan pengalamannya merevisi strategi harga setelah diskusi dengan mentor.
Tak hanya berhenti di pelatihan satu hari, lima usaha mahasiswa terpilih akan mendapatkan pendampingan intensif selama empat bulan ke depan. Mereka akan difasilitasi untuk menyelesaikan perizinan, menyusun rencana pemasaran berbasis 7P, serta uji pasar produk. “Kami ingin memastikan ilmu dari workshop tidak menguap, tapi benar-benar diterapkan,” ungkap Koordinator Program, Abdul Jabbar. Pendampingan nantinya akan melibatkan seluruh tim yaitu Prof. Dr. Parmin, M.Pd., Norma Eralita, M.Pd., dan Litasari Aldila Aribowo, M.Pd.
Kolaborasi Lintas Disiplin Ilmu
Keterlibatan peserta dari lima fakultas berbeda, mulai dari FMIPA, Ekonomi, Teknik, Ilmu Sosial, hingga Bahasa dan Seni, menciptakan dinamika diskusi yang kaya. Misalnya, mahasiswa Tata Boga memberikan masukan tentang kemasan produk, sementara peserta dari Manajemen membantu analisis biaya produksi. “Ini contoh nyata bagaimana kolaborasi multidisiplin bisa memperkuat bisnis,” tambah Hendra.
Dengan kombinasi pendekatan legal, strategi pemasaran modern, dan pendampingan berkelanjutan, Unnes menegaskan perannya sebagai inkubator bisnis mahasiswa yang holistik. Hasil konkret dari program ini diharapkan terlihat dalam empat bulan mendatang, ketika kelima usaha terpilih mulai melakukan scale-up dan manajemen marketing yang lebih luas.