Semarangkita.id – PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ahmad Yani Cabang Semarang bekerja sama dengan penggiat Puhon Indonesia Lestari Maggot mengembangkan pengelolaan sampah melalui budidaya maggot. Hal ini ditandai dengan pemberian dukungan CSR kepada Puhon Indonesia Lestari dalam memajukan teknologi pengelolaan sampah melalui budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik.
4.444 barang bantuan senilai Rp 111,75 juta diserahkan secara simbolis oleh Bapak Fajar Purwawidada, Dirjen Bandara Semarang kepada Direktur Puhon Indonesia Lestari di Kantor Manajemen Jenderal Ahmad Yani Semarang. Dukungan tersebut akan digunakan untuk pengembangan peralatan budidaya maggot, peralatan pengolahan limbah, serta peralatan pengumpulan dan pengangkutan sampah di bandara.
Puhon Indonesia Lestari merupakan komunitas penggiat maggot yang mengolah sampah organik yang mengandung maggot untuk dijadikan pakan ikan dan unggas. Pengolahan sampah melalui budidaya maggot dapat mengurangi sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Proses ini dilakukan dengan mengembangbiakkan lalat black Soldier Flies (BSF). Telur tersebut dapat menimbulkan belatung yang menguraikan sampah organik. Selain itu, belatung dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas, ikan, dan pangan bernilai tambah lainnya. Singkong yang selama ini dibudidayakan kini bisa dijadikan pupuk. General Manager Bandara Internasional PT Angkasa Pura I Fajar Purwawidada General Ahmad Yani mengatakan, pengelolaan sampah secara serius sangat diperlukan saat ini. Agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan memberikan dukungan di bidang tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), Puhon Indonesia Lestari mengajak masyarakat lainnya untuk membuang sampah dengan baik dengan memisahkan sampah organik dan anorganik.
Saat ini pembuangan sampah di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang memiliki tingkat sisa sampah sebesar 50%. Perusahaan kami sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan menggunakan kultur maggot sebagai alat pengurai sampah organik. Sedangkan sampah anorganik yang bernilai ekonomis dijual dan hasilnya digunakan untuk mendanai operasional TPS di bandara.