Sejarah Lawang Sewu Semarang

lawang sewu semarang
Dokumentasi Pribadi

SEMARANGKITA.ID – Hallo sedulur Semarang, Lawang sewu adalah salah satu ikon dari Kota Semarang. Lawang sewu ini merupakan bangunan peninggalan Belanda. Lawang Sewu ini berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna pintu seribu.  benar ga sih lur kalau lawang sewu ini jumlah pintunya ada seribu? yuk kita simak tentang sejarah Lawang Sewu Semarang.

Sejarah Lawang Sewu Semarang

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Wisata Lawang Sewu merupakan salah satu wisata ikonik di Kota Seamarang yang sangat familiar . Banyak orang yang ketika baru ke Seamarang pasti tak melewatkan wisata bangunan bersejarah ini. Lawang Sewu merupakan bangunan kuno peninggalan Belanda. Dulunya adalah kantor kereta api milik Belanda. Secara fisik bangunan Lawang sewu ini memiliki arsitektur khas dengan kolonial Belanda. Banayak jendela besar yang dapat kita jumpai pada semua sisi bangunan bersejarah ini. Lawang Sewu nama asli adalah Nederlands Indische Spoorweg Maatschappi. Namun bangunan peninggalan belanda ini lebih akrab dikenal dengan nama Lawang Sewu atau yang artinya Pintu Seribu.

Dokumentasi Pribadi

Benar Ga nih lur kalau Lawang Sewu ada seribu pintu?

Ternyata Lawang Sewu ini jumlah pintunya ga sampai seribu loh lur tapi karena jumlah pintunya yang banyak jadi dinamakan Lawang Sewu. Faktanya Lawang Sewu ini memiliki jumlah pintu sebanyak 429 buah. Bangunan bersejarah ini hampir sama dengan bangunan peninggalan Belanda lainnya. Lawang sewu ini memiliki banyak jendela besar yang merupakan ciri khas bangunan Belanda. Sehingga jika dilihat dari jauh terlihat seperti pintu, oleh karena itu maka bangunan bersejarah ini dinamakan Lawang Sewu.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sejak bulan juli 1907 lawang sewu ini digunakan sebagai pusat Kantor Adminitrasi NIS. Pada tahun 1942- 1945 Lawang Sewu diambil alih dan digunakan sebagai kantor Riyuku Sokyoku (Jawaatan Transportasi jepang) tahun 1945 menjadi kantor esploitasu Tengah DKARI (Djawatan Kereta api Republik Indonesia).  Namun, memasuiki tahun 1946 ketika Belanda mulai menancapkan kekuasaannya di Semarang, DKARI harus berpindah ke bekas kantor de Zustermaatschappijen kareba gedung Lawang Sewu dimanfaatkan Belanda untuk menjadi marka Belanda.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada tahun 1994 dilakukan penyerahan ke PT. KAI dan dilakukan restorasi gedung Lawang Sewu pada tahun 2009. Pada tahun 2011, Ibu Negara Ani Yudhoyono meresmikan gedung Lawang Sewu yang kini menjadi destinasi wisata sejarah perkereta apian di Indonesia.

 

Exit mobile version