Semarangkita.id – Semarang, 18 Juni 2025 — Dalam rangka mendukung penguatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan pelatihan. Pelatihan tersebut bertajuk “Komunikasi Bisnis, Digital Marketing, dan Complaint Handling” yang berlangsung di Balai Koperasi dan UMKM Semarang. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara UNNES, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, serta komunitas Young Entrepreneur Success (YES). Puluhan pelaku UMKM dari berbagai sektor, khususnya generasi muda ikut berpartisipasi dalam acara pelatihan tersebut.
Tim pengabdian UNNES dipimpin oleh Restu Ayu Mumpuni, M.I.Kom., dengan anggota dosen Hany Nurpratiwi, Ferani Mulianingsih, dan Ayu Wulansari Pramita. Kegiatan ini juga didukung oleh tiga mahasiswa UNNES yang aktif terlibat dalam fasilitasi lapangan, yaitu Wiranisa Bellatrix, Camelia Putri, dan Tubagus Ghaizan. Mereka bahu-membahu menciptakan suasana pelatihan yang hangat, partisipatif, dan praktis.

Sementara itu, kegiatan dimulai dengan sesi ice breaking untuk membangun suasana yang akrab dan nyaman bagi peserta. Selanjutnya pemaparan materi utama mengenai strategi komunikasi bisnis, pemasaran digital yang relevan dengan karakter UMKM, dan teknik penanganan komplain pelanggan secara profesional. Peserta juga menerima sebuah booklet berjudul “Skill Komunikasi UMKM di Era Digital Biar Bisnis Makin Nge-Hits!. Booklet tersebut dirancang secara khusus agar mudah dipahami dan langsung dapat diaplikasikan oleh para pelaku UMKM.
Menariknya, Isi booklet mencakup berbagai strategi praktis untuk pelaku UMKM. Isi Booklet yang pertama ada bagaimana menyapa pelanggan dengan ramah dan konsisten. Selanjutnya ada cara merespons keluhan secara empatik dan tanpa emosi, serta pentingnya menjaga tone komunikasi yang sesuai dengan karakter target pasar. Selain itu, di dalamnya juga terdapat berbagai contoh percakapan bisnis profesional yang bisa digunakan saat menghadapi konsumen melalui media sosial atau platform digital. Peserta juga mendapatkan checklist evaluasi diri untuk mengukur sejauh mana kualitas pelayanan dan complaint handling yang telah mereka lakukan dalam bisnis sehari-hari.
Selama pelatihan, peserta diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman nyata terkait pengelolaan usaha masing-masing. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah bagaimana menghadapi pesaing dalam dunia bisnis yang makin kompetitif. Para fasilitator menyampaikan bahwa pesaing bukanlah musuh yang harus dihindari, melainkan pendorong yang menjaga semangat untuk terus belajar dan berbenah. Seorang fasilitator menyebut, “Pesaing itu seperti macan yang membuat kita tetap waspada dan terus berlari.” Ungkapan ini menjadi pengingat bahwa kompetisi justru mendorong inovasi dan ketangguhan pelaku UMKM.
Nasrul Arif, salah satu peserta pelatihan yang menjalankan bisnis fashion, menyampaikan bahwa materi tentang customer experience membuka wawasannya tentang pentingnya pelayanan menyeluruh. Ia mengungkapkan baru menyadari bahwa membangun hubungan baik dengan pelanggan tidak berhenti pada transaksi saja, melainkan juga melalui cara kita merespons pesan, komplain, hingga menjaga kualitas komunikasi secara konsisten. Ia merasa pelatihan ini memberinya bekal yang lebih kokoh untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Agusmanto, selaku penasihat komunitas YES dan mitra pendamping kegiatan, juga menekankan pentingnya pelayanan yang utuh dari hulu ke hilir. Ia juga berpendapat bahwa UMKM perlu membangun sistem komunikasi yang terintegrasi. Mulai dari promosi, pelayanan, hingga penanganan keluhan, agar pelanggan merasa puas dan ingin kembali. Ia menyebut bahwa kepuasan pelanggan bukan hanya hasil dari produk yang bagus, tetapi juga dari pengalaman komunikasi yang menyenangkan.
Pelatihan ini dirancang tidak hanya sebagai kegiatan sehari, tetapi sebagai awal dari proses pendampingan berkelanjutan. Tim pengabdi UNNES bersama mitra akan memfasilitasi forum daring untuk memantau perkembangan peserta dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan. Selain itu, peserta juga diminta mendokumentasikan perubahan-perubahan yang mereka lakukan dalam praktik komunikasi bisnis pasca pelatihan.
Ketua tim pengabdian, Restu Ayu Mumpuni, menegaskan bahwa komunikasi adalah fondasi dari keberhasilan bisnis jangka panjang. Ia menyampaikan bahwa produk bisa saja ditiru oleh kompetitor. Namun cara memperlakukan pelanggan—yang jujur, hangat, dan penuh empati—adalah hal yang membedakan satu usaha dengan yang lain. Melalui pelatihan ini, UNNES dan para mitra berharap dapat membentuk ekosistem UMKM yang tangguh, adaptif, dan cakap secara komunikasi di era digital yang terus berkembang.