Semarangkita.id – Wajah krisis iklim menghanyutkan ribuan rumah, memaksa warga mengungsi, memutus jalan, bahkan mereda. Di penghujung 2025, Sumatera seperti sedang tenggelam pelan-pelan.
Banjir bandang di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, longsor di dataran tinggi Gayo, hingga trauma ‘galado’ yang terus berulang di Sumatera Barat. Hal ini hasil dari kerusakan alam yang ditanam bertahun-tahun.
Hutan di hulu Bukit Barisan kian botak, tanah kehilangan daya serap. saat siklon Tropis KOTO dan bibit siklon B memicu hujan ekstrem, air tak lagi masuk ke bumi, melainkan meluncur deras membawa lumpur dan gelondongan kayu. Sungai yang dangkal oleh sedimentasi tak sanggup menampungnya.
Di Batang Toru, di Lembah Anai: banjir bukan air jernih, melainkan “bubur cokelat” pekat, sebuah jejak telanjang dari penebangan liar dan pembukaan lahan secara ugal-ugalan di zona lindungi.
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan bantuan untuk tiga provinsi terdampak bencana alam di Sumatera, yakni Acrh, Sumatera Utara, dan sumatera Barat. Bantuan dikirimkan menggunkan empat pesawat pada Jumat (28/11/2025).
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bantuan yang dikirimkan antara lain 150 tenda, 64 perahu karet untuk evakuasi, serta alat bantu listrik dan alat-alat komunikasi. Pemerintah juga mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, hingga tim medis dari TNI dan Kementerian Kesehatan yang terdiri atas dokter, perawat, serta obat-obatan.
Selain itu, pemerintah pusat dan daerah juga berkoordinasi dan berkomunikasi terkait penanganan bencana serta memastikan akurasi kebutuhan warga yang terdampak. Teddy juga menyampaikan arahan Prabowo, yang menekankan bahwa seluruh bantuan harus menjangkau titik terdalam wilayah terdampak.
“jadi inibukan yang pertama. Jadi sejak hari pertama tanggal 25 November, Bapak Presiden sudah langsung menginstruksikan kepada Bapak Menko PMK untuk mengkoordinir secara langsung terkait penanganan bencana. Dan beberapa hari lalu, sampai dengan hari ini juga bantuan terus menuju ke sana. Dari sisi pesawat TNI, kemudian juga dengan pesawat maskapai sipil untuk mengangkut semua kebutuhan, “ujar Teddy di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (28/11).













