SEMARANGKITA.ID – Hari raya Idul Adha merupakan hari raya umat muslim yang identik dengan penyembelihan hewan qurban. Idul Adha bertepatan pada tanggal 10 Dzulhijah. Kementerian agama menetapkan tanggal 10 Dzulhijah jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023. Namun Sebagian umat muslim juga ada yang merayakan Idul Adha pada hari Rabu, 28 Juni 2023. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pada saat penentuan tanggal satu Dzulhijah. Perbedaan ini tidak menjadi permasalahan, yang penting bagaimana kita memanfaatkan momen bulan Dzulhijah ini untuk meningkatkan amalan ibadah kita. Sebagai umat muslim kita patut mencontoh Rasullullah SAW dengan menunaikan amalan-amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha setelah sebelumnya kita melaksanakan Puasa Arafah. Amalan- amalan sunnah saat hari raya Idul Adha yaitu:
1. Mengumandangkan Takbir saat Hari raya

Pada saat Hari raya Idul Adha umat muslim disunnahkan untuk mengumandangkan Takbir. Takbiran Idul Adha bisa dilakukan sejak fajar pada hari Arafah yaitu yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijah sampai dengan berakhirnya hari tasyrik yaitu tanggal 13 Dzulhijah. Kumandang takbir sebagai ajakn untuk menyebut kebesaran Allah SWT. Lafal Takbir pada saat idul Adha yaitu sebagai beriku:
“Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Alllaahu akbar, Allaahu akabr wa lillahil hamd”
Jangan salah memenggal katanya yaa, bisa jadi salah arti nantinya.
2. Mandi Sebelum Sholat Idul Adha

Sebelum umat muslim berbondong-bondong untuk menunaikan sholat idul Adha, Umat Muslim disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat sholat Idul Adha. Sebagaimana hadist berikut:
” Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa ibnu Umar radiallahu ‘anhuma mandi pada hari raya idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan.” (H. R. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih).
3. Memakai Pakaian Terbaik
Hari raya idul Adha merupakan hari raya besar umat muslim atau ada yang menyebutnya juga sebagai puncaknya hari raya. Pada saat hari raya umat muslim disunnahkan untuk memakai pakaian terbaiknya. Pakaian terbaik disini bukan berarti pakainnya harus pakaian baru akan tetapi pakaian terbaik dari sekian banyak pakain yang dimiliki oleh umat muslim itu sendiri. Perintah ini tertuang dalam hadist Berikut
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: ” rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memmakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya”. (H. R. Hakim)
4. Memakai Minyak Wangi bagi Laki-laki
Pada saat hari raya umat muslim tidak hanya disunnah untuk memakai pakaian terbaik tapi juga disunnahkan untuk memakai minyak wangi.
5. Tidak makan sebelum Sholat Idul Adha adalah sebuah amalan Sunnah
Berbeda dengan hari raya Idul Fitri yang kita sebagai umat muslim disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat sholat idul fitri. Pada saat Hari Raya Idul Adha kita disunnahkan untuk makan setelah sholat Idul Adha jadi pada saat berangkat kita disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu. Sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Buraidah, ia berkata:
“Rasulullah SAW makan terlebih dulu sebelum berangkat (menuju shalat) ketika Hari Raya Idul fitri. Dan untuk Hari Raya Idul Adha, beliau makan setelah selesai shalat dan pulang ke rumah.” (H.R. Tirmidzi, ibnu Majah & Ahmad).
6. Menggunakan Jalan yang berbeda saat berangkat dan Pulang sholat Idul Adha
Menggunakan jalan yang berbeda saat berangkat dan saat pulang dari sholat hari Raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Sebagaimana yang selalu dilakukan oleh Rasulullah ketika Hari Raya Id. Sebagaimana hadist:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat ‘id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (H.R. Al -Bukhari)
Hikmah dari sunnah diatas adalah kita bisa menyapa orang lain yang berbeda yang kita temui saat di jalan jadi bisa bersilaturahmi dengan orang baru. Ketika jalan yang kita lalui berbeda juga bisa menjadi saksi langkah kita dalam kebaikan semakin banyak jalan yang kita lewati semakin banyak saksi jejak langkah kita.