Semarangkita.id – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak dinilai Koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam Maleh Dadi Segoro masih memiliki sejumlah kelemahan. Proyek Pembangunan Tol Tanggul Semarang-Demak tersebut merupakan program pemerintah dalam upaya penanganan bencana banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
Sebelumnya seminar tentang giant sea wall telah diselenggarakan oleh Kementrian Pertahanan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Airlangga Hartarto Menko Perekonomian mengungkapkan studi ekologi telah dimiliki sebelum pembangunan pembangunan tol tanggul laut tersebut berlangsung.
Koalisi Maleh Dadi Segoro berspekulasi bahwa studi ekologi yang diklaim oleh Airlangga Hartarto adalah Amdal. Sementara itu Koalisi Masyarakat Sipil menilai Amdal tersebut memiliki sejumlah kelemahahan.”Yang disahkkan pada Maret 2018″, Jelas Iqbal Alghofani perwakilan koalisi.
lebih lanjut koalisi menyebutkan tidak ada konsultasi publik yang melibatkan kelompok kritis ketika penyusunan Amdal. “Secara umum, analisis dalam Amdal sempit untuk proyek sebesar tol tanggul laut Semarang-Demak,” tuturnya.
Selanjutnya, Koalisi Maleh Dadi ini menilai Amdal yang dimiliki dinilai kurang mendalam mengkaji potensi perubahan arus laut, amblesan tanah, dan sejarah banjir rob di Semarang. Amdal mengidentifikasti terkait potensi perubahan arus laut bahwa arus laut hanya terjadi pada tahap konstruksi dan bersifat hipotetik.
Amdal juga menyebut pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak dapat menciptakan peluang kerja. Namun, potensi warga yang akan kehilangan pekerjaan karena hutan bakau mengalami kerusakan yang mengakibatkan ekosistem biota pantai tidak berkembang luput dari pembahasan. “Akan menghilangkan akses warga ke kawasan pantai,” jelasnya
Maleh berpendapat, pembangunan tol tanggul laut juga dinilai akan berdampak pada 46 hektare kawasan hutan mangrove. Selain itu dapat menyebabkan hilangnya sejumlah mata pencaharian warga. “Petambak udang dan kepiting di sepanjang wilayah pesisir Semarang-Demak karena berkurangnya kawasan hutan bakau dan pembebasan lahan tambak,” Ujarnya
Tanggul tol juga diprediksi akan menghalangi saluran air sehingga air tidak bisa mengalir ke tambak milik warga. Sehingga berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan warga. Mobilitas warga pesisir yang akan kelaut menjadi terhambat kareana keberadaan tanggul.
Sementara itu keberadaan tanggul laut disebut akan mengalihkan arus laut mengarah ke timur. Sehingga memperparah abrasi di pesisir yang berada di luar kurva tanggul. “Menyebabkan sumur-sumur air tawar di daerah timur TTLSD mengalami intrusi air tawar, ini artinya adalah berkurangnya sumber-sumber air tawar di wilayah timur,” sebut dia.