Semarangkita.id – Pernah gak sih Sedulur Semarang membayangkan bangun tidur tiba-tiba ada seseorang yang mengaku sebagai pasangan hidupmu dari masa depan? Dan bukan cuma ngaku-ngaku saja, tapi dia tahu segalanya tentang kamu, termasuk kebiasaan-kebiasaan burukmu yang bahkan nggak kamu sadari. Nah, itulah yang dialami Jonathan dalam Film Sore: Istri dari Masa Depan yang disutradarai Yandy Laurens.
Film yang tayang di bioskop mulai 10 Juli 2025 bukan sebatas drama romantis biasa lho lur, tapi dibalut dengan sentuhan fantasy memasuki lorong waktu masa depan dan nuansa personal yang begitu dalam. Dibintangi Diyon Wiyoko sebagai Jonathan dan Sheila Dara Aisha sebagai Sore, film ini menawarkan perjalanan cinta yang nggak cuma menyentuh, tapi juga membuka banyak ruang perenungan.
Cerita dimulai dengan Jonathan yang tengah berada di Kroasia, mungkin untuk kabur sejenak dari hidupnya yang stagnan. Namun di sana, suatu ketika dia dikejutkan kehadiran perempuan asing di kamarnya. Perempuan itu tidak lain adalah Sore, yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan. Bayangkan betapa kacaunya pikiran Jonathan! yang membuatnya semakin bingung terkait bagaimana Sore tahu persis tentang hidupnya; dari makanan favorit sampai impian tersembunyinya sebagai fotografer. Bahkan Sore membantu Jonathan mempersiapkan ide pameran yang selama ini hanya ada dalam kepala.
Awalnya, Jonathan mengira ini hanyalah lelucon konyol yang diatur oleh sahabatnya, Karlo (Goran Bogdan). Kecurigaannya semakin kuat karena ia sendiri sedang menjalin hubungan dengan Elsa (Lara Nekic). Bagaimana mungkin Sore, yang tak pernah ia kenal, tiba-tiba mengaku sebagai pasangannya dari masa depan? Namun, Sore tidak menyerah. Dengan gigih, ia berjuang meyakinkan Jonathan bahwa ia sungguh datang dari masa depan untuk mencegah nasib tragis. Sore mengungkapkan bahwa ia tidak ingin melihat Jonathan meninggal terlalu cepat di usia pernikahan yang masih sangat muda.
Sore nggak datang hanya untuk bernostalgia. Dia datang dengan satu misi, yakni mengubah Jonathan menjadi versi terbaik dari dirinya sebelum semuanya terlambat. Sebab di masa depan, kehidupan mereka nggak bertahan lama. Dan jika Jonathan terus mempertahankan gaya hidupnya yang nggak sehat; merokok, minum alkohol, minim olahraga, maka kebahagiaan itu hanya akan jadi kenangan singkat.
Banyak yang bilang cinta sejati itu menerima pasangan apa adanya. Namun, gimana kalau ‘apa adanya’ itu justru merusak dirinya sendiri? Di sinilah letak pergulatan batin Sore. Dia mencintai Jonathan sepenuh hati, tapi dia juga tahu kalau cinta saja nggak cukup. Dia ingin menyelamatkan hidup Jonathan, meski itu berarti harus memaksa dan menabrak kenyamanan Jonathan.
Mulai dari ajakan olahraga, larangan merokok, stop alkohol, sampai sesi deep talk penuh air mata, Sore melakukannya semua dengan harapan cinta mereka bisa bertahan lebih lama. Namun, perubahan bukan hal mudah. Apalagi Jonathan menyimpan luka masa kecil yang dalam. Dan semakin keras Sore mendorong, semakin besar pula resistensi Jonathan.
Keduanya terus jatuh dan bangun, saling mencoba, saling mengecewakan, tapi tetap bertahan. Sampai akhirnya cinta mereka diuji bukan oleh masa, tapi oleh tekad untuk terus percaya dan bertumbuh bersama.
Tak jarang penonton yang telah menonton ini berasa ikut merasakan apa yang dialami oleh Sore dan Jonathan tak sedikit yang mengucurkan air mata kareana merasa relate dengan perjalanan kehidupan mereka. Film ini cukup mengaduk rasa penontonnya.






