SEMARANGKITA.ID – Indonesia adalah Negara yang rawan akan bencana lur. Nah ini karena kondisi letak geografis Indonesia yaitu terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu Lempeng Benua Asia, Benua Australia, Lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Manajemen bencana sangatlah penting untuk mengurangi serta menanggulangi risiko bencana. Pentingnya penyadaran dan kemampuan menghadapi ancaman bencana oleh karena itu Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES) mencoba menyeleseikan maslah kebencanaan dan menjawab tantangan nasional maupun global dengan dibentuknya prodi baru magister Manajemen Bencana dan Lingkungan. Hari ini yaitu Sabtu, 26 Agustus telah dilaksanakan pengabdian masyrakat yaitu Seminar Kebencanaan Manajemen dan lingkungan Berbasis Education Sustainable Development (ESD) sekaligus mempromosikan prodi baru tersebut. Kegaiatan Seminar ini dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 13.00 di Gedung Sekolah Pascasarjana lantai 1 Ruang B 106.
Kegiatan Seminar Manajemen Kebencanaan dan lingkungan ini dilakukan seacara Hybrid yaitu daring dan luring dengan jumlah total peserta kesluruhan adalah 148 peserta dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia. Kegiatan diisi oleh beberapa pembicara yang ahli dibidang Manejemen Bencana dan Lingkungan. Pembicaranya ada empat yaitu Dr. M. Saparis Soedarjanto, S.Si, M.T Selaku Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS KLHK, yang ke-dua ada Sorja Koesuma, S.Si., M. Si selaku Sekjen FPTPRB (Forum Perguruan Tinggi Penguranga Risiko Bencana), yang ke-tiga Bergas Caturisasi Penanggungan, s.Sos., M.Si selaku Kepala Pelaksanaan Harian BPBD Jawa Tengah, dan pembicara yang terakhir adalah Prof. Dr. Supriyadi, M.Si. dari Prodi S2 Manajemen Kebencanaan dan Lingkungan UNNES.
Dalam kegiatan Seminar ini Bergas Caturisasi Penanggungan selaku kepala Badana penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan bahwa pentingnya Early Warning System (EWS) untuk pengurangan risiko bencana. Sealain itu Ketua BPBD juga mengungangkan pentingnya Edukasi yang berkala tentang Early Warning System (EWS) ini. Sehingga masyarakat tahu tentang cara kerja dari alat ini serta tahu fungsinya.
“Pada saat pemasangan alat EWS ini masyarakat harus dilibatkan jadi tidak hanya sekedar dipasang tapi mereka juga tahu cara kerjanya dari at ini serta Jika terdapat Early Warning System wilayah tersebut akan lebih aman karena jika terjadi bencana akan terdeteksi lebih cepat sehingga masyarakat tahu tindakan apa yang harus dilakukan”. Tutur Bagas Caturisasi Penanggungan